GAJAH SUMATERA MAMALIA CERDAS TERBESAR DI INDONESIA!
Artikel Oleh : Annisa Safira Intan Nurcahya
Gajah Sumatera merupakan subspesies dari gajah Asia yang berhabitat di pulau Sumatera. Kini, gajah adalah jenis hewan yang paling besar yang hidup di alam. Gajah Sumatera bahkan menjadi mamalia dengan ukuran tubuh terbesar di Nusantara. Herbivora raksasa ini sangat cerdas dan memiliki otak yang lebih besar dibandingkan dengan mamalia darat lain. Ciri khas fisik gajah adalah telinga yang cukup besar membantu gajah mendengar dengan baik dan membantu mengurangi panas tubuh. Belalainya digunakan untuk mendapatkan makanan dan air dengan cara memegang atau menggenggam bagian ujungnya yang digunakan seperti jari untuk meraup benda atau makanan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_sumatera (Diakses pada : 30 Mei 2017 pukul 17.15)
MORFOLOGI GAJAH
Berat gajah Sumatera sekitar 3-6 ton dengan tinggi 2-4 meter. Gajah Sumatera berpostur lebih kecil daripada subspesies gajah India. Memiliki kulit berwarna abu kecoklatan dengan rambut berwarna coklat yang tidak lebat dan tidak tersebar secara menyeluruh di tubuhnya, cenderung terdapat pada bagian kepala dan ekor. Kulit gajah Sumatera terlihat lebih terang dibanding gajah Asia lain. Pada bagian atas kepala Gajah Sumatera memiliki dua tonjolan, hal ini yang membedakan dengan kepala gajah Afrika yang cenderung datar. Memiliki daun telinga yang lebar dan terdapat corak putih kemerahan membantu gajah mendengar dengan baik dan membantu mengurangi panas tubuh. Yang membedakan daun telinga gajah Sumatera dengan gajah Afrika, yaitu gajah Sumatera lebih kecil dan berbentuk segitiga sedangkan gajah Afrika memiliki daun telinga yang besar dan berbentuk kotak. Memiliki mata yang kecil berwarna hitam dan cenderung terlihat seperti sedang dalam keadaan menutup. Dibagian antara belalai dan mulut terdapat gading yang berwarna putih kekuningan, gajah jantan yang memiliki gading yang panjang sedangkan pada betina, gadingnya pendek dan hampir tidak terlihat, perbedaannya dengan gajah Afrika, yaitu jantan dan betina sama-sama punya gading. Memiliki belalai yang memiliki fungsi yang sama dengan hidung, selain itu digunakan untuk minum dengan memasukan air kedalam belalai lalu dimasukan ke mulut dan juga digunakan untuk meraup seperti jari. Gajah Sumatera memiliki 5 kuku di kaki bagian depan dan 4 kuku di kaki belakang. Dan memiliki ekor yang panjangnya hingga setengah dari kakinya dengan rambut pada bagian ujungnya,
APA MAKANAN HEWAN RAKSASA?
Hewan raksasa ini membutuhkan sehari memerlukan asupan makanan hingga 230 kg atau setara dengan 5-10% dari bobot tubuhnya. Sedangkan untuk minum dibutuhkan 160 liter air setiap hari dengan menghisapnya melalui belalai. Gajah Sumatera termasuk hewan herbivora karena memakan rumput-rumputan, daun, ranting, umbi-umbian dan kadang buah-buahan. Setidaknya terdapat 69 spesies tumbuhan yang bisa dijadikan pakan gajah. Tumbuhan tersebut terdiri dari 29 kelompok rumput-rumputan dan 40 kelompok tanaman non rumput. Gajah Sumatera diketahui lebih menyukai rumput-rumputan.
Gajah Sumatera memilih untuk makan saat hujan atau setelah hujan reda agar dapat memenuhi kebutuhan garam mineral dalam tubuhnya seperti kalsium, magnesium, dan kalium. Cara cerdas lainnya yang mereka lakukan adalah dengan menggemburkan tanah tebing atau memakan gumpalan tanah yang mengandung garam. Efesiensi sistem pencernaan gajah sangat buruk. Hewan ini bisa membuang fesesnya setiap satu jam sekali.
DIMANA HABITAT MAMALIA CERDAS?
Mobilitasnya yang cukup tinggi mengakibatkan gajah Sumatera dapat hidup dalam tipe habitat yang berbeda-beda, diantaranya seperti hutan rawa, hutan rawa gambut, hutan dataran rendah, dan hutan hujan pegunungan rendah. Gajah Sumatera menyukai hutan yang ditumbuhi pepohonanyang lebat, selain dapat dijadikan tempat berteduh untuk menstabilkan suhu tubuh saat cuaca panas. Hewan ini pun memilih habitat yang memiliki sumber air. Mereka adalah spesies yang sangat bergantung pada ketersediaan air untuk minum dan berkubang. Karena habitat hidupnya terus menyempit. Terhitung 25 tahun terakhir, Pulau Sumatera telah kehilangan 70% luas hutan tropis yang menjadi habitat gajah.
https://jurnalbumi.com/gajah-sumatera/ ( Diakses pada : 30 Mei 2017 pukul 17.30)
ASAL DAN PENYEBARAN
Hewan terbesar ini merupakan subspesies dari gajah Asia yang berhabitat di pulau Sumatera Indonesia, maka dari itu dinamakan gajah Sumatera.
Populasinya tersebar di 7 propinsi Indonesia meliputi Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung.
CIRI KHAS GAJAH SUMATERA
Gajah minum air hasil galian
tanah
Ciri khas fisik dari gajah adalah belalai yang panjang, memiliki gading yang biasanya dimiliki oleh jantan dan memiliki telinga yang lebar untuk melindungi gajah dari panas. Uniknya, gajah menggunakan belalainya untuk minum ketika berendam di sungai, namun menggunakan belalai saat minum di daerah rawa dan sungai dangkal. Di musim kemarau gajah sumatera bisa menggali air di dasar sungai yang mengering hingga kedalaman satu meter untuk kebutuhan minumnya.
STATUS KONSERVASI
Pada tahun 2011, IUCN menetapkan status konservasi gajah Sumatera ke dalam kategori Critically Endangered (CR). Artinya, satwa ini berada diambang kepunahan. Status CR berada hanya dua tingkat dari status punah di alam liar dan punah sepenuhnya.
Hukum Republik Indonesia untuk status konservasi gajah sumatera dalam sistem hukum di Indonesia termasuk satwa yang dilindungi oleh UU No.5 tahun 1990 dan PP 7/1999. Perlindungan diberikan karena ancaman terhadap kelangsungan hidupnya semakin besar. Ancaman terbesar datang karena rusaknya habitat karena berebut dengan lahan perkebunan dan pertanian. Sehingga sering kali terjadi konflik dengan manusia. Ancaman lain karena perburuan untuk diambil gadingnya.
Menurut catatan yang dihimpun dalam Workshop Konservasi Gajah pada tahun 2014 dan beberapa catatan dari FKGI, tercatat 28 gajah terbunuh di tahun 2012, 33 ekor di tahun 2013, 46 ekor di tahun 2014, 40 ekor di tahun 2015 dan 3 ekor pada 2 bulan pertama tahun 2016. Sekian kasus kematian gajah tersebut terkonsentrasi di Aceh, Riau dan Lampung, yang justru merupakan habitat terpenting gajah sumatera. Hal ini menjadikan status konservasi gajah sumatera dinaikkan dari yang tadinya Endangered menjadi Critically Endangered (Kritis).
REPRODUKSI DAN PERILAKU SAAT BERKEMBANG BIAK
Secara umum gajah jantan akan mengalami musth setelah berumur sekitar 12-15 tahun. Gajah betina bisa melahirkan anak setelah berumur di atas 9-10 tahun. Periode kehamilan mencapai 22 bulan. Bayi gajah sumatera yang baru lahir memiliki bobot tubuh sekitar 40-80 kg dengan tinggi 75-100 cm. Bayi tersebut akan diasuh oleh induknya hingga berumur 18 bulan. Dalam satu kali kehamilan biasanya terdapat satu bayi, namun dalam beberapa kasus ada juga yang melahirkan hingga dua bayi. Jarak waktu antar kehamilan berkisar 4-4,5 tahun.
Perilaku saat gajah jantan memasuki periode musth akan terjadi perubahan perilaku, nafsu makannya menurun, gerakannya lebih agresif dan suka mengendus-ngendus dengan belalainya. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti sering meneteskan urin, penis sering keluar dan dari dahinya mengeluarkan kelenjar berbau menyengat. Gajah sumatera sangat peka dengan bunyi-bunyian. Untuk melakukan perkawinan dan berkembang biak, gajah memerlukan suasana yang tenang dan nyaman. Suara alat-alat berat dan gergaji mesin sangat menganggu perkembangbiakan gajah.
SIKLUS HIDUP GAJAH SUMATERA
Hewan cerdas ini memiliki umur rata-rata sampai 70 tahun. Hal tersebut menunjukan bahwa gajah Sumatera lebih memliki umur yang panjang dibandingkan mamalia lainnya seperti badak, sapi, dan hewan darat bekaki empat lainnya.
PERILAKU HIDUP
Gajah merupakan hewan sosial yang hidup berkelompok. Kelompok berperan penting dalam menjaga kelangsungan hidup gajah. Jumlah anggota kelompok sangat bervariasi. Tergantung pada kondisi sumber daya alam dan luas habitat. Gajah Sumatera bisa ditemukan dalam kelompok yang terdiri dari 20-35 ekor, tetapi juga ada kawanan yang hanya 3 ekor saja. Setiap kelompok dipimpin oleh seekor betina. Sedangkan yang jantan berada dalam kelompok untuk periode tertentu saja. Gajah yang tua akan hidup memisahkan diri dari kelompoknya hingga pada akhirnya mati.
Gajah termasuk binatang nokturnal yang aktif di malam hari. Hewan ini hanya membutuhkan waktu tidur selama 4 jam per hari dan terus bergerak selama 16 jam untuk menjelajah dan mencari makanan. Sisanya digunakan untuk berkubang dan bermain. Pergerakan gajah dalam sehari bisa mencapai areal seluas 20 km2. Idealnya kebutuhan luas areal untuk habitat gajah liar minimal 250 km2 berupa hamparan hutan yang tidak terputus.
https://alamendah.org/2014/04/28/gajah-sumatera-sang-raksasa-tiada-daya/ ( Diakses pada : 30 Mei 2017 pukul 21.30)
SISTEMATIKA GAJAH SUMATERA
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mamalia
Family : Elephantidae
Genus : Elephas
Spesies : Elephas maximus
Sub spesies : Elephas maximus sumatranus
https://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_sumatera (Diakses pada : 30 Mei 2017 pukul 17.15)